Kisahku ini kupersembahkan untuk Ayahku >Okiyanto Koespriambodo<, seorang yang sangad menyayangi keluarga, seseorang yang telah membuatku mengerti tentang musik yang sesungguhnya......
Kaget aku, melihat televisiku telah jernih gambarnya, nampak terlihat jelas gambar wajah Gus Dur dalam salah satu channel televisi yang mengabarkan kepergiannya ke Pencipta-Nya.
Aku bingung setengah mati. Kemarin ku merasa bosan karena antena televisiku rusak, hingga aku menggerutu sebab tak bisa menonton acara favoritku itu. Tapi sekarang, telah terlihat jelas raga dari Mantan Presiden Indonesia tersebut terbungkus tenang dalam putihnya kain kafan.
Melihat televisiku telah jernih gambarnya, aku keluar menuju tempat antenaku tertancap dalam ke perut bumi. Terlihat sosok antena baru yang gagah menjulang tinggi ke angkasa luas. Wah siapa pula yang telah mengganti antenaku ini.
Kuhampiri Ayahku. Kutanyakan hal ini padanya. Dan jawabannya adalah "senyuman". Sebuah Senyuman yang sering kulihat. Yang sering ku pandangi hingga larut dukaku. Senyuman itu terasa seperti mempunyai kekuatan magis yang mencoba menghangatkan setiap titik dari tubuhku yang dilanda dinginnya hujan.
Dari "senyuman" ayahku ini, aku belajar bagaimana mengungkapkan rasa bahagia ataupun bagaimana menahan rasa sakit yang merajam air mataku. Senyuman itu yang selalu muncul di raut wajah yang telah lelah tersebut. Yang buat aku seakan mati rasa tersihir oleh “senyuman” tersebut.
Pernah suatu ketika saat dimana aku harus berkelahi dengan teman SD ku gara gara ia menghina Ayahku. Sampai akhirnya tinjuanku di rahangnya mebuatku dimasukkan ke kantor kepsek. Ayah dan Ibuku sampai harus menanggung malu karena tulahku. Sampai dirumah habis sudah aku oleh omelan ibuku yang tak bertitik dan tak berkoma.
Namun saat ayahku menghadapiku, sekali lagi Ia tersenyum. Ia lalu bawa aku ke atas mobil dan Ia bawa aku ke tempat dimana yang kulihat diseberang jauh disana hanyalah titik cakrawala, Sungai Musi sobat. Ayahku dengan senyumnya, Ia butakan aku dari duka kala itu. Dikeluarkan pancingnya dan kami habiskan Senja di Palembang dengan senyuman terindah di raut ayahku.
Pernah pula saat aku belajar gitar di Tenggulunan. Belajar pada seseorang yang telah renta yang bahkan akupun ragu bahwa yang ditekannya pada senar senar di leher sang gitar tersebut benar adanya. Sebuah perguruan yang sangad membosankan bagiku. Sulit bagiku bertahan belajar disana.
Munculah sifat bengalku, kumulai membolos dari perguruan pada seorang pandai gitar itu. Sampai akhirnya sang guru yang kuharapkan lupa padaku karena telah renta itu, malah bertindak sebaliknya. Ia mengadukan aku yang tidak pernah bertandang berguru gitar padanya. Mulailah Ibuku yang kucintai itu bernyanyi dari nada falseto sampai soprano tiada henti dalam telingaku.
Tapi sekali lagi dalam hidupku, Ayah memandangiku dan tersenyum. Setelah senyuman tiada henti itu, Ia ambil gitarku dan ia ajak aku untuk memainkan setiap chord yang tertampang dalam senarnya. Tak dapat ku menolak ajakan ayahku bermain gitar bersama, senuman itu yang membuatku bersemangat meraih gitarku dan bermain beramanya.
Ayahku dan senyumnya bagai Gitar dan senarnya. Ayahku yang senyumnya dapat mendamaikan hatiku hingga menebas semua ilalang yang menjadi parasit bagi damaiku. Sama seperti Gitar yang senarnya dapat kujadikan nada nada yang dapat meruntuhkan jiwa hingga menghancurkan beton terkokoh yang jadikan ku lelaki nakal luar biasa.
Sejak saat itupun aku mengerti, bahwa Ayahku dan hanya Ayahku yang mampu menggambarkan suasana seperti apapun dengan senyum. Meskipun kadang aku menjadi anak tak berguna sekalipun dalam keluarga ini, aku yakin ayahku yang kan datang menghampiriku dan kembali berikan anak ini "senyuman".
Ayahku dan senyumnya..Akan hidup dalam cerita diriku..Menemani setiap babak konflik dari setiap halaman ceritaku.
Terima Kasih Untuk Senyummu Ayah……….
oleh :
We are a new band from Malank... We want make you give us a best smile.. Because the reason of my smile is YOU..
Jumat, 01 Januari 2010
Search
Who's Walk With Us..?
Arsip Blog
-
►
2009
(9)
- ► Desember 2009 (9)
-
▼
2010
(5)
- ► Februari 2010 (1)
- ► April 2010 (1)
-
►
2011
(1)
- ► Januari 2011 (1)
What's Inside
- Download Free Album (4)
- Sinopsis Film (1)
- We Are (7)
Genre
- Happy Hardcore (2)
- New Wave (1)
- Powerpop (2)
- Punk (2)
- Rock (2)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar